
Tottenham Hotspur tengah berpesta usai menghancurkan Manchester United di final Liga Europa 2024/2025. The Lilywhites menang satu gol tanpa balas pada pertandingan yang digelar di San Mames, Bilbao pada Kamis, 22 Mei 2025 dini hari WIB.
Pelatih Spurs, Ange Postecoglu pun membeberkan rahasia di balik kemenangan tersebut.
“Dalam fase gugur Anda harus memiliki rencana main yang jelas. Pertandingan-pertandingan besar ditentukan dari momen-momen tertentu. Anda harus membatasi momen-momen lawan. Anda harus mengganti pendekatan. Para pemain tahu itu,” beber Postecoglou.
Terlihat jelas, Spurs tidak mendominasi pertandingan. Mereka berada dalam tekanan sepanjang pertandingan karena Setan Merah dominan dengan penguasaan bola mencapai lebih dari 70 persen.
Namun, berada dalam tekanan tidak membuat Spurs kehilangan konsentrasi dan harapan. Mereka justru bisa memaksimalkan minimnya kesempatan untuk memberikan hukuman kepada lawan. Kesalahan lini belakang United akhirnya berhasil dimaksimalkan menjadi gol oleh Brennan Johnson di menit ke-42.
Setelah merayakan gelar juara, Ange pun belum berkomentar banyak terkait masa depannya. Ia mengaku tidak ada pertemuan untuk membicarakan hal tersebut.
“Tidak ada pertemuan yang direncanakan. Saya belum berbicara dengan siapa pun soal itu. Mungkin mereka merasa tidak perlu, atau mungkin mereka sedang menunggu pertandingan ini.”
Ia memastikan dirinya masih tetap menjadi pelatih Spurs. Dan akan menikmati momen kemenangan ini bersama keluarga dan teman-temannya.
Ia mengatakan sejak awal ia memang sudah menaruh prioritas pada Liga Europa setelah melihat kondisi timnya yang dilanda badai cedera.
“Ini jelas hal tersulit yang pernah saya jalani, tanpa ragu. Dan saya tahu itu sejak awal. Klub ini sudah dilatih oleh pelatih kelas dunia, diisi pemain kelas dunia, dan mereka belum pernah merasakan malam seperti ini.”
Ia mengaku tantangan menangani klub seperti Spurs sungguh berbeda dari yang dialami di tempat lain.
“Saya paham benar tantangan yang saya ambil. Di tempat-tempat lain saya pernah sukses, biasanya pada tahap ini saya sudah mendapat kepercayaan penuh dari semua pihak. Tapi, di sini berbeda.”
Menghadapi kondisi berbeda di klub tersebut, ia pun memutuskan untuk fokus pada Liga Europa.
“Di tempat lain, visi saya didukung penuh. Tapi, ketika kami sampai di akhir Januari, setelah jendela transfer ditutup, saya mengevaluasi situasi kami dan memutuskan saat itu juga bahwa inilah trofi yang akan kami kejar.”
Meski prioritas tersebut tidak sepenuhnya mendapat dukungan, namun ia begitu optimis mereka bisa mencapai target tersebut.
“Mungkin keputusan itu bertolak belakang dengan pandangan orang-orang di dalam klub pada waktu itu, dan itu juga saya bisa pahami, tapi saya benar-benar percaya kami bisa memenangkannya,” pungkas pelatih asal keturunan Autralia-Yunani itu.